Postingan

Malam?

          L angit semakin terasa gelap, lampu-lampu terlihat terang menghiasi kota. Seakan tak pernah sunyi sedikit pun, Langkah ku terus berjalan mengikuti intuisi. Tenang, aku punya rumah, tapi kaki ku enggan melangkah kesana. Perjalanan Panjang ku tempuh dan tak terasa kebisingan kota berubah menjadi sunyi yang mencekam. Benar-benar tak ada suara selain langkah kaki ku dan angin yang berhembus membelai kulit tanpa kain ku.           Langkah ku terhenti tepat di persimpangan, raga ku kembali terpacu, mataku menatap kosong kegelapan. Dimana aku? Apa aku tersesat? Deg! Tega sekali kaki ini melangkah dan menyesatkanku? Sadar Jingga, ini bukan tempat yang pantas untuk mu, tak ada cahaya setitik pun, Binatang malam saja sepertinya ogah mengeluarkan suaranya. Lalu? Apa yang harus aku lalukan? Suara pohon rindang tertempa angin menusuk indra pendengaran ku, aku mengusap kedua lenganku, dingin. A...

Akhir

                 Dentingan sendok dan garpu memenuhi isi ruangan, tak ada suara lain lagi selain suara notifikasi yang baru saja terdengar ditelinganya. Dengan cepat ia melihat siapa orang yang mengirimnya pesan, senyum tipis sontak terukir di wajahnya. ‘Ga, Aku pengen ketemu.’ ‘tempat biasa ya?’                                                                               ‘?’                                      ...

Rebutan

“Pada suatu hari, ada sebuah kerajaan dimana kerajaan itu dipimpin oleh Raja yang perkasa, Ia sangat di hormati oleh rakyatnya. Raja Alvino sangat bahagia karena ia memiliki seorang putra dari permaisurinya yang sangat ia cintai yaitu Ratu Dita. Mereka juga mengambil rakyatnya karena kasian untuk menjadi pelayannya, pelayan itu bernama Alia,”  PLETAK.  Satu tampolan mendarat di kening Dita. “kagak usah ngadi-ngadi lu maemunah! Yang cocok jadi permaisuri raja itu cuma gue, Ratu Alia.” Ucap Alia bangga, lalu ia berdiri di atas kursi sembari melambai lambaikan tangannya, seakan akan di kelas ini adalah istana kerajaan.  Untung kelas sepi, kalo tidak, udah dianggap gila ni bocah.  “ga ada ga ada, Vino itu cocoknya sama gue! Dita dan Vino… Awww serasinya,” tungkas Dita, ia lalu mencakupkan kedua tangannya, kemudian ia taruh di pipi sebelah kanan, Membayangkan dirinya dan Vino berjalan jalan di sebuah danau, berdua, tak ada pengganggu. Alia menoleh kearah Dita, lalu ia tur...

KATA UNTUK KITA

  Terlihat dua orang tengah duduk, terdiam tetapi saling berhadapan. Entah apa yang sedang dipikirnya, sehingga mereka membiarakan kondisi sunyi diantara ramainya café airport siang ini. Setelah merasa cukup dengan keheningan ini, laki-laki itu terlihat mengambil selembar tisu dan pulpen yang ada dikemejanya, kemudian ia menuliskan kata disana. Setelah tangannya selesai menulis, ia menyodorkan tisu itu pada gadis dihadapannya. “Selembar tisu yang menyatakan kata untuk kita.” Ucap laki laki itu dengan senyum bangga, akhirnya ia bisa memecahkan keheningan, sejak kedatangan dirinya untuk menemui gadis ini. Gadis itu memicingkan matanya menatap tisu tersebut. Satu hal yang tidak ia mengerti, untuk apa laki laki dihadapannya ini menemuinya dengan seragam sekolah yang sudah banyak coretan seperti ini, dan menulis kata yang seharusnya tak ada diantara mereka. Gadis yang diketahui bernama Kinan itu menatap laki laki dihadapannya dengan menaikkan satu alisnya. Ia menatap laki laki y...